Latest News

Daya beli dan pembangunan yang tertunda menghambat SMGR tahun ini

04 June 2020, 09:05

PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) diprediksikan menghadapi periode yang sulit pada sepanjang sisa tahun ini. Pandemi virus corona dinilai sebagai salah satu katalis pemberat bagi kinerja SMGR.

Analis Valbury Asia Sekuritas Budi Rustanto dalam risetnya pada 18 Mei 2020 bahkan memproyeksikan konsumsi semen domestik akan turun 10% secara year on year (yoy) pada tahun ini imbas dari ekonomi yang memburuk akibat pandemi virus corona. Sehingga hal ini dinilainya akan turut berdampak pada kinerja SMGR.

?Kami melihat sektor properti akan terhambat seiring melemahnya daya beli masyarakat, sementara proyek infrastruktur juga akan banyak yang ditunda lantaran pemerintah fokus ke stimulus fiskal terlebih dahulu,? tulis Budi dalam riset.

Namun Budi melihat selama SMGR bisa mengontrol pengeluaran, menjaga likuiditas selama enam bulan ke depan, hingga mengatur dan mencocokkan rasio sekaligus mengurangi beban umum pendapatan, SMGR bisa memitigasi permasalahan akibat perlambatan ekonomi.

?Di satu sisi, SMGR bisa mengoptimalkan sinergi dengan produksi dan distribusi milik PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB). Lebih jauh, SMGR juga bisa mendongkrak penjualan ekspor seiring China mulai kembali beroperasi setelah kebijakan lockdown di negara tersebut dicabut,? tambah Budi.

Sementara itu analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji menilai meski konsumsi semen domestik akan turun pada tahun ini, SMGR bisa diuntungkan oleh harga komoditas batubara. ?Selama harga batubara masih dalam kondisi stabil dan tidak terjadi lonjakan harga, maka positif bagi industri semen,? ujar Nafan kepada Kontan.co.id, Rabu (3/6).

Meski permintaan terhadap semen akan menurun imbas dari virus corona, analis Sinarmas Sekuritas Paulina dalam risetnya pada 19 Mei melihat SMGR masih akan mampu keluar dari tekanan tersebut. ?Melemahnya permintaan datang dari area zona merah, sementara kami mengamati bahwa SMGR tidak terlalu tertekan seiring mereka memiliki lokasi yang tersebar secara merata di seluruh Indonesia,? tulis Paulina dalam riset.

Paulina menyebut data volume penjualan semen yang terimbas oleh virus corona baru akan terlihat dampaknya pada kuartal II-2020. Ia memproyeksikan penurunan volume penjualan SMGR akan berkisar di 10%-20% pada tahun ini.

Dus Paulina memperkirakan pendapatan SMGR pada 2020 mencapai Rp 37,84 triliun atau turun 6,3% dibandingkan 2019. Untuk laba bersih, Paulina memperkirakan SMGR akan mengantongi Rp 2,50 triliun.

Sementara Budi memproyeksikan pendapatan dan laba bersih SMGR akan turun pada tahun ini. Dari segi pendapatan sebesar Rp 35,49 triliun dan laba bersih sebesar Rp 1,99 triliun.

Baik Budi dan Paulina sama-sama merekomendasikan untuk beli saham SMGR dengan target harga Rp 11.000 dan Rp 10.600 per saham. Sementara Nafan juga menyarankan untuk beli SMGR dengan target harga Rp 11.200 per saham.

Harga saham SMGR ditutup turun 0,26% ke Rp 9.700 pada Rabu (3/6).

sumber : kontan.co.id