Latest News

SIMP akan tanam kelapa sawit 10.000 ha tahun ini

14 April 2015, 06:50

PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) menargetkan penanaman baru kelapa sawit seluas 5.000 hingga 10.000 hektare (ha). Hal ini akan menambah luas lahan perkebunan tertanam kelapa sawit yang sudah mencapai 82% dari total 300.050 ha lahan per akhir 2014 lalu.

Perusahaan tetap akan mendorong produksi dan meningkatkan bisnis hilir. Saat ini, SIMP tengah membangun pabrik kelapa sawit baru di Sumatera Selatan dan tiga pabrik di Kalimantan, masing-masing dengan kapasitas 30-45 metrik ton per jam.

"Saat ini masih dalam pembangunan, dan diperkirakan selesai pada tahun depan," ujar manajemen SIMP, dalam laporan tahunan yang dirilis, Senin (13/4).

Saat ini, SIMP sudah mengoperasikan 22 pabrik kelapa sawit di dua daerah tersebut dengan total kapasitas pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) sebesar 5,7 juta ton per tahun.

Meskipun SIMP terus melakukan penanaman baru, masih ada tantangan dari harga komoditas yang masih volatile.

Perseroan memperkirakan penjualan akan tumbuh satu digit, karena adanya peningkatan volume produksi, terutama dari tanaman muda berumur 4 hingga 6 tahun, serta lahan yang mulai menghasilkan. Penanaman baru ini dilakukan untuk mengembangkan produksi hilir yang nilainya lebih tinggi.

Sampai penghujung 2014, laba SIMP naik sebesar 60,75% dari Rp 523,95 miliar menjadi Rp 842,28 miliar.Sementara penjualannya tumbuh 12,73% dari Rp 13,27 triliun di 2013 menjadi Rp 14,96 triliun.

Tahun lalu, anak usaha grup Salim ini memproduksi Crude Palm Oil (CPO) sebanyak 956.000 ton. Jumlah itu tumbuh 18% dari 810.000 ton di tahun sebelumnya. Lalu, volume penjualan CPO naik 11% dari 864.000 ton ke posisi 957.000 ton.

Kemudian, produksi palm kernel meningkat 16% dari 187.000 ke posisi 218.000 ton. Namun, produksi karet SIMP turun tipis dari 18.500 ton menjadi 18.400 ton.

Sedangkan volume penjualan karet SIMP naik tipis dari 15.900 menjadi 16.023 ton. Selain itu, produksi gula SIMP turun 15% dari 78.000 ton menjadi 66.000 ton akibat tidak ada penyulingan gula mentah impor. Dengan begitu, volume penjualannya pun terimbas turun 3% dari 76.000 ton menjadi 73.000 ton.

 

Sumber : KONTAN.CO.ID