Latest News

PGN Tetapkan Dividen Rp 1 Triliun

16 May 2020, 04:13
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN akan membagikan dividen untuk tahun buku 2019 sebesar Rp 1 triliun atau setara Rp 41,56 per saham. Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) perseroan telah menyetujui rencana itu, sekaligus mengganti jajaran direksi dan komisaris.
 
Tiga direktur PGN yang dengan hormat diberhentikan adalah Gigih Prakoso dari jabatannya sebagai direktur utama, Dilo Seno Widagdo dari posisi direktur komersial, dan Desima Equalita Siahaan dari posisi direktur sumber daya manusia dan umum. Sedangkan satu komisaris yang diganti adalah Mas’ud Khamid.
 
Dengan demikian, susunan baru komisaris PGN adalah Komisaris Utama Arcandra Tahar, Komisaris Luky Alfirman, Komisaris Warih Sadono, Komisaris Independen Paiman Rahardjo, Komisaris Independen Christian H. Siboro, dan Komisaris Independen Kiswodarmawan.
 
Sementara itu, jajaran baru direksi PGN antara lain, Direktur Utama Suko Hartono, Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis Syahrial Mukhtar, Direktur Infrastruktur dan Teknologi Redy Ferryanto, Direktur Komersial Fariz Azis, Direktur Keuangan Arie Nobielta Kaban, dan Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum Beni Syarif Hidayat.
 
Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama mengatakan, kondisi industri gas yang terus berkembang mendorong PGN melakukan beragam inovasi. Perseroan memberikan layanan yang handal kepada pelanggan eksisting, serta menjadi modal dalam menarik minat konsumen yang lebih luas lagi. 
 
PGN telah merencanakan pengembangan infrastruktur gas yang selama 2020 ditarget mencapai 186 kilometer (km) untuk distribusi. Jaringan terbagi atas 63 km di Jawa dan 123 km di Sumatera.
 
“Untuk penguatan pelayanan tersebut, kami juga terus melakukan pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur. Lebih dari 90% jaringan pipa gas PGN dijamin mempunyai kualitas baik hingga masa 30 tahun,” kata dia dalam keterangan resmi, Jumat (15/5).
 
Terkait ekspansi layanan konsumen, kata Rachmat, PGN meyakini bisa menjangkau target yang telah ditetapkan. Terlebih lagi, sejauh ini PGN mempunyai portofolio sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni di bidang bisnis gas. SDM yang dimiliki perusahaan juga ditopang generasi milenial.
 
Selama tahun 2019, dana tanggung jawab yang telah disalurkan PGN mencapai Rp 89,44 miliar. Adapun misi sosial yang diemban setiap perusahaan negara, juga telah banyak dilakukan PGN. Perusahaan mempunyai ragam aksi sosial dalam program bina lingkungan, seperti penyediaan sarana ibadah, pendidikan, bantuan bencana alam, ataupun kesehatan. 
 
Ke depan, lanjut Rachmat, PGN memperluas utilisasi gas bumi melalui pembangunan infrastruktur pemanfaatan gas bumi seperti proyek LNG Teluk Lamong Jawa Timur, Jargas Rumah Tangga, penyediaan infrastruktur minyak bumi dan pipa transmisi Rokan, gasifikasi kilang minyak Pertamina, serta gasifikasi PLTD di 52 lokasi pembangkit listrik PLN.
 
“Proyek tersebut dilaksanakan agar dapat meningkatkan pengembangan gas bumi di wilayah baru dalam rangka pemerataan akses, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” kata dia.
 
Terminal LNG Teluk Lamong ditargetkan dapat mengatasi deficit supply gas di Jawa Timur sebesar 30 BBTUD dan membuka peluang penyaluran LNG Retail sebesar 10 BBTUD. Jaringan ini turut mendorong pengembangan bisnis LNG trading di pasar internasional. Progres proyek tersebut sudah mulai fase uji coba.
 
Kemudian, untuk jaringan gas rumah tangga dengan dana APBN, sudah proses kontruksi di 30 kota/kabupaten di luar Jawa, dari target awal akan dibangun di 49 kota/kabupaten.
 
Rachmat menambahkan, kinerja operasional dan keuangan di tahun 2020 saat ini terdampak oleh pandemi Covid-19. Pada pembangunan infastruktur, terdapat kendala pada keterbatasan pengadaan material dan ruang gerak petuas. Namun, perseroan memastikan pembangunan proyek-proyek strategis tetap berjalan dengan optimal.
 
Dalam lima tahun ke depan, PGN merencanakan target strategis untuk pemenuhan energi bagi 4 juta jargas rumah tangga. Perseroan juga melakukan peningkatan pengelolaan niaga gas bumi mencapai 1.800 BBTUD di domestik dan 600 BBTUD dari global LNG trading.
 
Tahun lalu, total aset yang dikelola PGN mencapai US$ 7,37 miliar. Sementara dari sisi pendapatan tercatat US$ 3,84 miliar, dengan EBITDA US$ 1,04 miliar. Secara konsolidasian, PGN menghasilkan laba operasi sebesar US$ 546 juta, dengan laba bersih sebesar US$ 68 Juta.
 
Realisasi pendapatan atau EBITDA tahun 2019 dipengaruhi oleh menurunnya pendapatan dari sisi upstream, karena berakhirnya dua blok pada akhir 2018 yaitu Blok Sanga-Sanga dan SES, serta harga minyak Indonesia dan finance lease akibat berhentinya pengaliran gas melalui pipa Kalimantan Jawa Gas. 
 
Sumber : Investor Daily