Latest News

Cetak Penurunan, Medco Energi (MEDC) Raih Laba Bersih US$ 82 Juta di Kuartal I-2023

23 May 2023, 02:44

PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mencetak laba bersih sebesar US$ 82 juta atau setara Rp 1,2 triliun pada kuartal I-2023. Realisasi ini terpantau melorot sekitar 8,9%, dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 90 juta atau setara Rp 1,3 triliun.

Sebaliknya, EBTIDA perseroan naik sebesar 4,2% dari sebelumnya US$ 313 juta atau Rp 4,6 triliun pada kuartal I-2022, menjadi US$ 327 juta atau Rp 4,8 triliun pada kuartal I tahun ini. 

Menurut CEO Medco Energi Roberto Lorato, raihan laba bersih dan BEITDA pada kuartal I-2023 mencerminkan produksi yang lebih tinggi, dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sekaligus mengimbangi realisasi harga minyak yang lebih rendah, dibandingkan tahun 2022.

Roberto menyebut, harga rata-rata minyak sepanjang kuartal I-2023 sebesar US$ 77,1/bbl dan harga penjualan rata-rata gas sebesar US$ 7,4/mmbtu. Adapun dari sisi belanja modal, perseroan menghabiskan sebesar US$ 58 juta yang mayoritas digunakan untuk menuntaskan pengembangan gas di Natuna serta pengembangan minyak dan gas baru di Corridor dan IPP Geothermal Ijen.

Sejalan dengan itu, Roberto menilai, perseroan telah memperlihatkan kinerja yang baik di awal tahun ini dengan hasil operasional yang kuat. Didukung lagi, peningkatan permintaan energi regional yang mengarah pada Perjanjian Jual Beli Gas Bumi (PJBG) dan keputusan investasi baru.

"Fokus kami yang berkelanjutan pada efisiensi biaya juga menghasilkan biaya unit minyak dan gas yang baik," ungkap Roberto dalam keterangannya, Selasa (23/5).

Sementara itu, Direktur Utama Medco Energi Hilmi Panigoro pun mengapresiasi kinerja positif perseroan di kuartal pertama 2023. "Kami akan merekomendasikan perseroan untuk dividen final tahun 2022 pada RUPST akhir Mei mendatang," sambung Hilmi.

Utang Bersih

Hingga kuartal I-2023, kas dan setara kas MEDC tercatat sebesar US$ 683 juta dengan utang bersih sebesar US$2,4 miliar dan utang bersih terhadap Ebitda membaik menjadi 1,7x. Biaya produksi minyak dan gas menurun menjadi US$ 6,2 per boe dari US$ 7,6 per boe pada kuartal I-2022 berkat sinergi dan biaya yang lebih rendah di corridor.

Lebih lanjut, Roberto mengatakan, perseroan juga berencana melunasi utang akuisisi corridor sebesar US$ 850 juta sesuai jadwal pada pertengahan 2024. Mengingat, perseroan telah membayarkan US$ 472 juta sejak Maret tahun 2022. Dengan demikian, sampai kuartal I-2023 utang konsolidasi sebesar US$ 3,1 miliar dan utang restricted group sebesar US$ 2,6 miliar.

Sementara dilihat dari sisi operasional, emiten dengan kode saham MEDC ini berhasil memproduksi minyak dan gas sebesar 165 mboepd, tumbuh 30% dari tahun ke tahun dengan panduan produksi tahun ini sebesar 160 mboped.

Di sisi lain, perseroan melalui anak usahanya di bidang pembangkit listrik, PT Medco Power Indonesia membukukan penjualan ketenagalistrikan sebesar 1.053 GWh pada kuartal I-2023, meningkat 26% dari tahun ke tahun dengan tambahan kontribusi penuh IPP Riau sebesar 275 MW dan fasilitas pembangkit listrik tenaga surya Sumbawa sebesar 26 MWp.

Bukan hanya itu, Roberto menyebut, Medco Power telah memutuskan secara final investasi untuk pengembangan fasilitas geothermal 34 MW Fase 1 di Ijen, Jawa Timur. Bahkan, pengeboran pengembangan masih terus berlangsung di mana fasilitas ini ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2024 mendatang.  

"Medco Power dan perusahaan energi Indonesia lainnya menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk berkolaborasi dengan beberapa Original Equipment Manufacturer (OEM) dalam pengembangan energi terbarukan dan peluang rantai pasok antara Indonesia dan Singapura," imbuhnya.

Anak usaha MEDC lainnya yakni PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), sepanjang kuartal I-2023 mencatatkan produksi tembaga AMNT sebanyak 91 MIbs dan emas sebesar 159 Koz. Di luar itu, produksi fase 7 juga meningkat, termasuk harga tembaga yang naik sebesar 11% menjadi US$ 5,0/Ibs.

Sumber: Investor.id