Latest News

Medco "Tender Offer" Obligasi Global US$ 400 Juta

18 March 2020, 07:14
PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), melalui Medco Strait Services Pte Ltd, menggelar penawaran tender (tender offer) senior notes senilai US$ 400 juta yang jatuh tempo pada 2022. Periode tender offer surat utang dengan kupon 8,50% berlangsung sejak 16 Maret 2020 hingga 20 Maret 2020 di Amerika Serikat.
 
Medco telah menunjuk Morgan Stanley Asia (Singapore) dan Standard Chartered Bank Ltd sebagai joint dealer manager dalam tender offer tersebut. Perseroan juga menunjuk Morrow Sodali Ltd untuk agen tender. “Pemegang senior notes yang memenuhi syarat akan menerima harga pembelian sebesar US$ 1.000 untuk setiap US$ 1.000 pokok notes saat ditenderkan,” jelas manajemen dalam keterangan resmi di Bursa Efek Singapura (SGX), Selasa (17/3).
 
Jika penawaran tender tersebut berjalan sesuai rencana, pembayaran akan dilakukan perseroan pada 25 Maret 2020. Manajemen menegaskan, pengumuman ini bukanlah permintaan persetujuan, melainkan penawaran untuk membeli notes.
 
Dana pembelian kembali surat utang tersebut berasal dari hasil penerbitan senior notes senilai US$ 650 juta pada Januari lalu. Medco sebelumnya sukses menerbitan senior notes senilai US$ 650 juta dengan tingkat kupon 6,375% dan jatuh tempo 2027. Sebagian hasil emisi digunakan untuk menebus senior notes 2022.
 
Dalam proses penerbitan tersebut, Medco menerima kenaikan peringkat dari B menjadi B+ dengan prospek stabil oleh S&P Ratings dan dari B2 menjadi B1 dengan prospek stabil dari Moody’s. Sementara itu, Fitch Ratings turut menegaskan peringkat B+ untuk perseroan. Kenaikan peringkat didasarkan oleh kinerja perusahaan melalui potensi peningkatan pendapatan.
 
Selain penerbitan global bond, Medco juga tercatat melakukan pelunasan kembali utang dari hasil Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) III tahap III senilai Rp 1,5 triliun pada Februari lalu. Hasil emisi obligasi tersebut juga digunakan untuk kebutuhan pelunasan sebagian pinjaman dari Bank Mandiri yang akan jatuh tempo pada 20 Desember 2021. Obligasi ini merupakan bagian dari PUB III dengan target emisi hingga Rp 5 triliun. Selama 2018, perseroan telah menerbitkan tahap I dan tahap II dengan nilai masing-masing Rp 500 miliar dan Rp 1,2 triliun.
 
Ekspansi
 
Tahun ini, Medco Energi mengalokasikan belanja modal sekitar US$ 340 juta demi mengejar target produksi migas 110 ribu bareloil equivalent per day (boepd). Anggaran tersebut di luar pengembangan bisnis secara anorganik.
 
Perseroan menargetkan komposisi produksi minyak dan gas masing-masing sebesar 43 mboepd dan 67 mboepd pada 2020. Adapun, pada 2019 komposisi produksi minyak sebesar 31 mboepd, gas 55 mboepd, dan produksi dari Ophir 25 mboepd.
 
Sementara itu, intergrasi Medco dengan Ophir hingga saat ini dinilai berlangsung dengan baik. Dari perusahaan yang diakuisisi pada tahun lalu tersebut, perseroan memprediksi mampu meraih reccuring sinergi sebesar US$ 50 juta per tahun mulai 2020 dan seterusnya.
 
Direktur Utama Medco Energi Hilmi Panigoro mengatakan, penurunan harga minyak belakangan ini memang bisa berimbas terhadap penurunan margin. Tapi, hal tersebut tak membuat perseroan merevisi target produksi migas yang sudah ditetapkan dari awal tahun. “Kami juga akan menjaga lifting cost di level US$ 10 per boe,” jelas dia.
 
Hingga kini, Medco sedang melanjutkan proses divestasi asetnya di Libya, Afrika Utara. Namun, manajemen belum dapat mengungkap detail divestasi tersebut. Proses ini bermula pada kuartal II-2019 saat perseroan menyampaikan surat pemintaan kepada pemerintah Libya melalui National Oil Coporation (NOC). Medco meminta persetujuan informasi teknis kepada beberapa pembeli potensial atas hak partisipasi perseroan di Blok 47 Libya. Akhirnya, pihak NOC pun memberikan persetujuan atas rencana perseroan.
 
Medco Energi, melalui anak usahanya PT Medco E&P Indonesia, sebelumnya telah mengumumkan pengoperasian penuh sumur gas Blok A, Aceh. Hal ini setelah menuntaskan program pemeliharaan tahunan terjadwal pada fasilitas central processing plant (CPP). Saat perseroan melakukan pemeliharaan tahunan terdapat perpanjangan waktu untuk mengatasi dampak stabilitas tanah akibat curah hujan yang tinggi.
 
“Terima kasih kepada Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) dan pemangku kepentingan lain atas dukungan untuk terus memastikan komitmen kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan,” jelas Hilmi. 
 
 

Sumber : Investor Daily