PT Jababeka Tbk mencatat pertumbuhan laba bersih pada kuartal I 2019 sekitar 393,33% menjadi Rp74,3 miliar dibandingkan periode serupa tahun lalu hanya Rp15,8 miliar. 

“Alasan utama peningkatan ini adalah karena dampak pergerakan selisih kurs,” kata Sekretaris Perusahaan Muljadi Suganda dalam keterbukaan informasi BEI, Jumat (3/5).

Selain itu, pendapatan berulang (recurring revenue) dari pilar Infrastruktur memberikan kontribusi 68% terhadap total pendapatan pada kuartal pertama tahun 2019, dibandingkan dengan 52% pada periode serupa tahun lalu.

Sayangnya, penjualan dan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 584,8 miliar pada kuartal pertama 2019, menurun 19%.

Pendapatan dari pilar bisnis Land Development & Property menurun 18% menjadi Rp169,4 miliar pada kuartal I 2019 dari Rp 207,7 miliar disebabkan tidak adanya penjualan properti dari Kendal dan Morotai selama kuartal 1 2019, sementara pada tahun sebelumnya penjualan dari 2 lokasi tersebut menyumbang penjualan sebesar Rp48,9 miliar.

Pendapatan Pilar Infrastruktur meningkat 53% menjadi Rp 395,1 miliar pada kuartal 1 2019, dibandingkan dengan sebesar Rp 258,7 miliar. 

Hal ini terutama dipicu oleh kenaikan pendapatan sebesar 80% yang berasal dari beroperasinya pembangkit listrik PT Bekasi Power selama 3 bulan, dibandingkan dengan dampak dari status Reserve Shutdown pembangkit listrik PT Bekasi Power (BP) selama hampir 3 bulan yang mengakibatkan penurunan penjualan energi listrik kepada PT PLN (Persero). 

Pilar Leisure & Hospitality membukukan penurunan pendapatan sebesar 25% menjadi Rp20,3 miliar pada kuartal I 2019. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan kontribusi pendapatan dari Tanjung Lesung, karena jumlah kunjungan turis/wisatawan setelah bencana tsunami yang melanda pesisir barat Banten pada akhir 2018, turun.

Sumber : ANTARANEWS.COM