Latest News

Aset Melonjak Tak Kira-kira, Adaro (ADRO) Ungkap Pemicunya

06 March 2023, 09:08

PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) memberikan penjelasan atas perubahan lebih dari 20% pada pos jumlah aset pada laporan keuangan konsolidasian 2022 dibandingkan 2021.

Sekretaris Perusahaan Adaro Mahardika Putranto menyebutkan, jumlah aset perseroan mengalami kenaikan sebesar 42,12% dari US$ 7,58 miliar pada 2021 menjadi US$ 10,78 miliar pada 2022.
 
Kenaikan itu terutama disebabkan, antara lain kenaikan kas dan setara kas sebesar 124,57%, dari sebesar US$ 1,811 miliar pada FY21, menjadi sebesar US$ 4,06 miliar pada laporan keuangan konsolidasian 2022.
 
"Hal ini disebabkan oleh kenaikan penerimaan dari pelanggan sebagai akibat dari kenaikan pendapatan perseroan," papar Mahardika dalam keterbukan informasi dikutip Senin (6/3/2023).
 
Selain itu, kenaikan piutang usaha sebesar 43,18%, dari sebesar US$ 452 juta pada laporan keuangan konsolidasian FY21, menjadi sebesar US$ 647 juta pada laporan keuangan konsolidasian FY22. Hal ini disebabkan oleh kenaikan pendapatan perseroan sebagai akibat dari kenaikan harga penjualan batu bara perseroan.
 
Juga terjadi kenaikan investasi pada ventura bersama sebesar 53,55%, dari sebesar US$ 832 juta pada laporan keuangan konsolidasian FY21, menjadi sebesar US$ 1,278 miliar pada laporan keuangan konsolidasian FY22. Hal ini disebabkan oleh kenaikan penyerapan bagian atas laba dan penghasilan komprehensif ventura bersama serta penambahan investasi pada ventura bersama.
 
Sementara itu, jumlah liabilitas perseroan mengalami kenaikan sebesar 36%, dari sebesar US$ 3,129 miliar pada 2021 menjadi sebesar US$ 4,255 juta pada laporan keuangan konsolidasian FY22. Kenaikan ini terutama disebabkan, antara lain kenaikan utang pajak penghasilan badan sebesar 252,24% dari sebesar US$ 325 juta pada laporan keuangan konsolidasian FY21, menjadi sebesar US$ 1,144 miliar pada laporan keuangan konsolidasian FY22. Hal ini disebabkan oleh kenaikan laba sebelum pajak akibat dari kenaikan pendapatan perseroan.
 
Lalu kenaikan utang dividen sebesar 40,68% dari sebesar US$ 379 juta pada laporan keuangan konsolidasian FY21, menjadi sebesar US$ 532 juta pada laporan keuangan konsolidasian FY22. Hal ini disebabkan oleh kenaikan jumlah dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham perseroan.
 
Jumlah Ekuitas juga mengalami kenaikan sebesar 46,41%, dari sebesar US$ 4,458 miliar pada laporan keuangan konsolidasian FY21, menjadi sebesar US$ 6,527 miliar pada laporan keuangan konsolidasian FY22, yang terutama disebabkan oleh kenaikan saldo laba sebesar 61% menjadi US$ 4,481 juta.
 
"Manajemen perseroan berpendapat bahwa perubahan-perubahan tersebut seiring dengan perkembangan operasional perseroan serta perkembangan pasar, dan memberikan dampak yang positif pada posisi keuangan perseoran pada tahun berjalan," pungkas Mahardika.
 
Sumber: investor.id