Walaupun memasuki periode pemulihan ekonomi, PT Adaro Energy Tbk memilih untuk lebih berhati-hati untuk mengatasi ketidakpastian.

Head of Corporate Communication Adaro Energy Febriati Nadira menuturkan, perusahaan akan terus mengikuti perkembangan pasar dengan tetap menjalankan kegiatan operasi sesuai rencana di tambang-tambang milik perusahaan.

"Upaya itu dengan berfokus untuk mempertahankan marjin yang sehat dan kontinuitas pasokan ke pelanggan," ujar wanita yang disapa Ira ini kepada kontan.co.id, Senin (26/4).

Oleh sebab itu, emiten berkode saham ADRO ini memperkirakan produksi batubara tahun ini akan tetap sama atau menurun sedikit secara tahunan dan ditargetkan mencapai 52 juta ton - 54 juta ton.
 
Walau terus menghadapi tantangan untuk beberapa tahun ke depan, pihaknya juga tetap yakin bahwa fundamental sektor batubara dan energi di jangka panjang tetap kokoh. Terutama, kepada dukungan aktivitas pengembangan di negara-negara Asia.

Dari sana, untuk tahun ini Adaro juga masih fokus pada pelanggan eksisting. Dengan demikian, ia menegaskan belum akan membuka tujuan ekspor baru.

"Tidak ada pasar baru karena pasar/negara tujuan ekspor Adaro saat ini sudah cukup terdiversifikasi," sebutnya.

Guna mengejar pertumbuhan kinerja tahun ini, ADRO berupaya dengan keunggulan operasional, pengendalian biaya dan efisiensi dalam rangka mengatasi volatilitas industri.
Selain itu, Ira menyebut pihaknya akan selalu berupaya untuk memperkuat struktur permodalan baik dengan beberapa opsi seperti bond atau pinjaman.

Dengan strategi tersebut, perusahaan membidik EBITDA operasional sebesar US$ 750 juta hingga US$ 900 juta dengan belanja modal pada rentang US$ 200 juta hingga US$ 300 juta.

sumber : kontan.co.id