Emiten produsen ban, PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) akhirnya merilis laporan keuangan tahun 2018. Sayangnya, perusahaan kembali mencatatkan kerugian, bahkan melebar dibanding tahun 2017.
Sepanjang tahun 2018, MASA tekor US$ 17,9 juta atau setara Rp 254,22 miliar (kurs Rp 14.200/US$). Angka tersebut melebar 121,07% secara tahunan karena pada periode yang sama tahun 2017, perusahaan hanya merugi US$ 8,1 juta. Alhasil, selama 4 tahun berturut MASA tak pernah catat untung.
Kerugian MASA tahun lalu melebar karena total penjualan perusahaan hanya mampu naik 7,97% secara tahunan (YoY) menjadi US$ 301,85 juta. Akan tetapi, pencapaian itu ditekan oleh beban pokok penjualan yang tumbuh hingga 11,57% YoY.
Pos beban pokok penjualan perusahaan sepanjang tahun 2018 mencatatkan biaya hingga US$ 273,42 juta dimana mayoritas pembiayaannya (72,06%) didominasi oleh biaya bahan baku, disusul oleh biaya upah dan pabrikasi.
Selain itu, pos beban lainnya juga naik signifikan, hampir 50% YoY. Sepanjang tahun lalu, beban keuangan MASA tercatat meroket 48,82% YoY menjadi US$ 16,72 juta dari sebelumnya US$ 11,23 juta. Beban lainnya juga melesat 40,33% secara tahunan menjadi US$ 3,81 juta.
Di lain pihak, pada periode yang sama total aset perusahaan juga terkoreksi menjadi US$ 643,36 juta dari sebelumnya US$ 655,53 juta. Jika dirinci jumlah aset tidak lancar MASA sebesar US$ 412,1 juta dan aset lancar tercatat US$ 231,26 juta.
Besar kemungkinan, kondisi perusahaan yang semakin memburuk, menjadi salah satu alasan manajemen bersedia diakuisisi oleh perusahaan ban asal Perancis, Michelin.
Sebagai informasi, Michelin telah mengakuisisi sekitar 88% kepemilikan saham MASA dengan nilai transaksi mencapai US$ 439 juta.
Pekan ini Michelin kembali menyiapkan dana Rp 961,04 miliar atau Rp 843/unit saham untuk penawaran tender (tender offer/TO) atas saham publik MASA.Michelin menawarkan harga tersebut kepada 1,14 miliar saham dari 12,41% investor publik yang tercatat.
Sumber : CNBC INDONESIA.COM