MYRX bidik marketing sales Rp 50 T dalam 5 tahun

Friday , 17 Feb 2017 03:35

PT Hanson International Tbk (MYRX) siap mengkonversi portofolio lahannya menjadi duit. Dua portofolio tersebut adalah, Proyek Citra Maja Raya dan Serpong Kencana.

Mulai tahun ini, perseroan menargetkan mampu menjual 200.000 unit rumah di dua kawasan perumahan tersebut. Penjualan ini dilakukan dalam lima tahun ke depan. "Lima tahun ke depan dimulai pada tahun ini," ujar Direktur Utama MYRX Benny Tjokrosaputro, Kamis (16/2).

Nilainya tidak tanggung-tanggung. Benny bilang, penjualan 200.000 unit rumah itu setara dengan marketing sales sekitar Rp 50 triliun.

Asumsikan saja setiap tahun penjualannya konstan. Ini berarti akan ada pemasukan Rp 10 triliun setiap tahun melalui proyek tersebut.

Tapi, hasil penjualan itu tidak dikantongi MYRX sendirian. Sebab, untuk proyek Maja, pengembangannya dilakukan bersama PT Ciputra Development Tbk (CTRA). Sayang, Benny masih enggan merinci porsi pendapatannya untuk masing-masing pihak.

Keduanya menggarap proyek Maja melalui anak usahanya masing-masing. MYRX melalui PT Mandiri Mega Jaya (MMJ), Sementara CTRA melalui Ciputra Residence untuk kemudian keduanya membentuk kerjasama operasi (KSO).

Sejatinya, kedua proyek ini sudah dimilki MYRX sejak beberapa tahun lalu setelah perseroan gonta-ganti lini bisnis. Namun, penjualannya diramal bakal lebih kencang mulai tahun ini.

Sebab, rencana penyerahan unit rumah kepada konsumen baru dilakukan tahun ini, sehingga pengakuan pendapatannya akan banyak dilakukan mulai tahun ini juga. MYRX masih memiliki kurang lebih 3,700 ha tanah mentah yg belum dikembangkan.

Asal tahu saja, sebelum menggandeng CTRA, MYRX sempat melakukan penandatanganan MoU dengan perusahaan asal Malaysia. Namun, belakangan diketahui bahwa perjanjian itu telah batal. "Kami yang memutus perjanjian itu, lalu kami pindahkan ke Ciputra karena kami lebih puas dengan Ciputra." kata Benny pada kesempatan sebelumnya.

Ia menekankan bahwa alasan MYRX untuk memilik bekerjasama dengan CTRA adalah karena emiten tersebut menganggap lebih baik bekerjasama dengan pihak yang sudah perform daripada harus menebak-nebak. Sebab, menurut Benny, belum tentu perusahaan Malaysia tersebut bisa berjualan seperti Ciputra.

 

Sumber : KONTAN.CO.ID