PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI) menyatakan pihaknya hingga saat ini belum berencana melakukan akuisisi perbankan syariah.

"Saat ini belum ada, untuk tahun 2017 kami belum melihat (rencana) itu," kata Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo di Gedung Nusantara I Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Senin (29/8).

Sebelumnya beredar kabar bahwa BRI telah menggandeng sebuah konsultan multinasional untuk melakukan kajian terhadap kinerja sebuah bank syariah, yakni Bank Muamalat.

Saat dihubungi untuk mengonfirmasi kabar tersebut, Haru tidak membantah bahwa BRI telah bekerja sama dengan sebuah lembaga audit multinasional untuk mengkaji Muamalat.

"Tugas mereka hanya melakukan 'review' tapi tidak mengeluarkan rekomendasi," ujar Haru melalui saluran telepon seraya menolak menolak menjelaskan hasil kajian tersebut.

BRI saat ini sudah memiliki anak usaha lini syariah, yaitu PT BankBRI Syariah, dengan aset Rp24,95 triliun per Juni 2016, selain dua anak usaha lainnya.

Informasi mengenai rencana akusisi bank syariah oleh BRI itu muncul di tengah rencana Kementerian BUMN untuk membentuk induk usaha (holding) BUMN di sektor jasa keuangan.

Holding jasa keuangan tersebut akan menggabungkan enam BUMN, yaitu Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank Tabungan Negara, BRI, PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani.