Kredit BTPN Tumbuh 11% di Semester I

Tuesday , 26 Jul 2016 03:46

 PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) mencatat pertumbuhan penyaluran aset selama semester I 2016 sekitar 11% atau menjadi Rp61,6 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp55,7 triliun. 

“Banyak kalangan sempat mengkhawatirkan kredit yang akan melambat sebagai imbas dari masih melemahnya daya beli masyarakat. Untuk itu, kami bersyukur kredit BTPN tumbuh 11%,” kata Direktur Utama BTPN Jerry Ng melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa (26/7).

Menurut dia, pertumbuhan kredit dimotori oleh penyaluran dana ke segmen UMKM dan masyarakat prasejahtera produktif. 

Hingga akhir Juni 2016, kredit UMKM, termasuk pembiayaan prasejahtera produktif yang disalurkan melalui BTPN Syariah mencapai Rp20,8 triliun atau naik 16% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp18 triliun. 

Segmen kredit lainnya naik 9% menjadi Rp39,3 triliun. Kenaikan penyaluran kredit tetap diimbangi dengan asas kehati-hatian yang tercermin dari tingkat rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) di angka 0,7% (gross).

“Pertumbuhan kredit sebesar 11% dengan NPL terjaga di 0,7% menunjukkan kami masih ekspansif dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian," katanya. 

Ia meyakini NPL rendah tidak lepas dari upaya BTPN melakukan pendampingan dan pemberdayaan terhadap nasabah melalui Program Daya.

Per 30 Juni 2016, total pendanaan (funding) meningkat 7% (yoy) menjadi Rp69,6 triliun. Dari jumlah tersebut, komposisi dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp65,3 triliun atau tumbuh 14% dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp57,1 triliun. Sedangkan pinjaman bilateral dan obligasi mencapai Rp4,2 triliun.

“Beberapa obligasi dan pinjaman sudah jatuh tempo, sehingga porsi pendanaan dari non DPK semakin berkurang. Namun demikian, rasio likuiditas (loan to deposit ratio/LDR) kami tetap terjaga di level 94%," paparnya.

Dengan berbagai strategi tersebut, hingga akhir Juni 2016, BTPN mencatat kenaikan aset sebesar 9%, dari Rp79,5 triliun menjadi Rp86,7 triliun. Rasio kecukupan modal (CAR) terjaga di level 24%. Laba bersih sebelum pajak (NPBT) senilai Rp1,3 triliun, tumbuh 2%. 

“Jika tidak memperhitungkan investasi baru, laba kami sejatinya tumbuh lebih tinggi. Kami optimistis, ke depan BTPN akan lebih baik lagi,” tutupnya.



Sumber : ANTARANEWS.COM