BOLT berharap meraup pendapatan Rp 1 T

Wednesday, 08 Jul 2015 08:38

Manajemen PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) berharap, kinerja  tumbuh moderat pertumbuhan di sepanjang tahun ini. Merosotnya bisnis otomotif dan barang konsumsi, menyebabkan performa emiten produsen mur dan baut ini terseok-seok.

Erwin Wijaya, Direktur BOLT, mengatakan, kinerja tahun ini ditargetkan minimal sama dengan tahun lalu. "Di semester I hasilnya kurang baik, terjadi kontraksi sekitar 15%," ujar dia, Selasa (7/7).

Sepanjang tahun lalu, Garuda Metalindo membukukan pendapatan Rp 961,8 miliar atau tumbuh 8,1% dibanding tahun sebelumnya, yaitu Rp 889,7 miliar. Laba bersih tercatat sebesar Rp 114,3 miliar. Naik pesat dari tahun 2013 yang merugi sebesar Rp 19,8 miliar.

Tahun ini, BOLT memproyeksikan pendapatan antara Rp 900 miliar hingga Rp 1 triliun. Sedangkan, laba bersih diharapkan bisa sedikit di atas tahun lalu.

Perseroan juga berencana efisiensi. Caranya dengan modernisasi dan automasi, sehingga bisa mengurangi biaya upah karyawan. Selain itu, kapasitas produksi BOLT bisa meningkat. Saat ini, kapasitas produksi perseroan mencapai 2.000 ton per bulan.

Meski permintaan masih lesu, Erwin mengatakan, tetap menyiapkan belanja modal alias capital expendicture (capex) Rp 50 miliar-Rp 60 miliar untuk meningkatkan kapasitas. Sebab, BOLT ingin membuka pasar baru. "Ada relokasi perusahaan dari Jepang ke Indonesia, mereka sangat butuh baut," tutur Erwin.

Emiten ini juga akan memperluas pasar ekspor. Saat ini kontribusi ekspor baru 2,5%-3%. Tiga hingga empat tahun ke depan, BOLT menargetkan porsi ekspor 25%. Adapun, pasar ekspor Garuda Metalindo di antaranya Jerman, Brazil, Vietnam dan Thailand.

BOLT juga akan membayar utang jatuh tempo tahun ini senilai Rp 100 miliar-Rp 200 miliar. "Sebagian utang bank merupakan kewajiban kepada suplier," ujar Erwin. Dana pembayaran utang berasal hasil initial public offering (IPO) Rp 257,81 miliar. BOLT memang menganggarkan 52% dana IPO untuk membayar utang. Kemudian 28% untuk belanja modal dan 20% untuk modal kerja.

Di hari perdana melantai di bursa Selasa (7/7), saham BOLT ditutup autoreject atas, yakni naik 50% di Rp 825 per saham dari harga IPO di Rp 550 per saham.

 

Sumber : KONTAN.CO.ID