Pabrik baru Mark Dynamics (MARK) sudah beroperasi 50% dari total kapasitas

Thursday , 22 Jul 2021 08:28



PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) telah merampungkan pembangunan pabrik ketiga yang memproduksi cetakan sarung tangan pada Mei 2021.

Presiden Direktur MARK Ridwan Goh mengonfirmasi, pabrik cetakan tangan terbaru MARK yang berlokasi di Tanjung Morowa, Deli Serdang, Sumatera Utara, saat ini sudah mulai beroperasi dengan kapasitas sekitar 50%.

Dalam catatan Kontan, pabrik ketiga MARK memiliki kapasitas sebesar 200.000 pieces (pcs) cetakan sarung tangan per bulan. Lantaran baru beroperasi 50%, maka kapasitas pabrik MARK yang beroperasi berada di level 100.000 per bulan.

ýKinerja MARK akan terdampak positif berkat pabrik ketiga ini, karena secara bertahap kapasitas produksi kami akan terus meningkat,ý ujar dia, Rabu (21/7).

Sebelumnya, MARK telah memiliki pabrik pertama cetakan sarung tangan dengan kapasitas 610.000 pcs per bulan dan pabrik kedua yang berkapasitas 610.000 pcs per bulan. Jika pabrik ketiga telah beroperasi penuh 100%, maka total kapasitas terpasang pabrik cetakan sarung tangan MARK mencapai 1,4 juta pcs per bulan.

Pembangunan pabrik ketiga tersebut terbantu berkat alokasi dana belanja modal atau capital expenditure (capex) MARK di tahun ini sebesar Rp 150 miliar. MARK sendiri telah memulai pengerjaan proyek pabrik tersebut sejak Desember 2020 lalu.

Ridwan mengaku, pihaknya belum memiliki agenda ekspansi bisnis lagi dalam waktu dekat. Fokus MARK untuk saat ini adalah meningkatkan kapasitas produksi cetakan sarung tangan.

Di samping itu, MARK tetap fokus untuk meningkatkan penjualan cetakan sarung tangan ke pasar ekspor. Ridwan menyebut, larangan kedatangan warga negara Indonesia (WNI) di sejumlah negara asing tidak mempengaruhi kelangsungan ekspor produk MARK.

Larangan tersebut dinilai tidak berlaku bagi perdagangan internasional. ýProduk MARK sendiri dibutuhkan oleh industri sarung tangan kesehatan yang dalam masa pandemi ini sangat tinggi permintaannya,ý ungkap dia.

Sampai saat ini, mayoritas ekspor produk MARK ditujukan ke Malaysia yang notabene memiliki kontribusi penjualan di kisaran 50%--60%. Selain Malaysia, China juga menjadi negara tujuan ekspor MARK.

Ridwan menambahkan, MARK juga berupaya meningkatkan penjualannya di pasar domestik kendati kontribusinya baru sekitar 5% dari total penjualan perusahaan. Produk cetakan sarung tangan MARK umumnya dijual di wilayah Sumatera Utara, mengingat pabrik sarung tangan lokal sebagian besar berada di kawasan tersebut.

Sebagai informasi, kinerja MARK terbilang positif di tiga bulan pertama 2021. Penjualan MARK melesat 124,74% (yoy) menjadi Rp 217,57 miliar, sedangkan laba bersihnya tumbuh 196,83% (yoy) menjadi Rp 69,31 miliar. Hingga akhir tahun nanti, Manajemen MARK membidik jumlah penjualan sebanyak Rp 1,1 triliun.

sumber : kontan.co.id