PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) mencatat kenaikan aktivitas bongkar muat selama Januari 2020. IPCC menangani jumlah kendaraan CBU sebanyak 39.862 unit CBU atau naik 31,86% ketimbang Januari 2019 sebesar 30.231 unit CBU.

 

Reza Priyambad, Investor Relation IPCC mengatakan, dari jumlah 39.862 unit terdiri dari CBU mobil yang ditangani di lapangan internasional berjumlah 21.802 unit dan 14.059 unit di lapangan domestik.

 

Adapun ekspor masih meningkat 2,05% menjadi 19.871 unit pada Januari 2020, dari 19.472 unit di periode yang sama di tahun sebelumnya. Begitupun dengan angka impor yang naik 24,98% menjadi 1.931 unit di Januari tahun ini.

 

Ia bilang, pelemahan pada ekspor sejalan dengan perhitungan Badan Pusat Statistik terhadap sejumlah komoditas ekspor yang memang cenderung melambat di awal tahun karena imbas kondisi global, dimana permintaan global cenderung melambat.

 

Sementara itu, pada terminal Domestik, masih terjadi peningkatan terhadap aktivitas bongkar muat dan penyeberangan CBU. Jumlah mobil yang ditangani di Terminal Domestik pada Januari tahun ini naik 140% YoY dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sebesar 5.858 unit.

 

Sementara itu, dari sisi aktivitas penyeberangan, tercatat CBU yang melintas melalui Terminal Domestik Panjang pada Januari tahun ini ialah sebanyak 1.959 unit CBU atau naik 17,03% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebanyak 1.674 unit CBU.

 

“Penyeberangan dari Terminal Domestik Ex-Presiden ialah sebanyak 2.042 unit CBU di Januari 2020 atau naik 21,40% dibandingkan 1.682 di periode yang sama di tahun sebelumnya,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan, Senin (24/2).

 

Reza menambahkan, pencapaian di Terminal Domestik di bulan Januari 2020 terlihat lebih baik dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Pada Januari 2019 tercatat jumlah kendaraan yang ditangani di lapangan IPCC mengalami kenaikan 22,86% di angka 5.858 unit CBU.

 

Ia menjelaskan, penanganan akan layanan bongkar muat kendaraan di lapangan IPCC tidak dapat terlepas dari kondisi global yang ada, sehingga hal ini akan menjadi tolak ukur sekaligus pengalaman dan tantangan untuk tetap memberikan pelayanan yang optimal meski di tengah kondisi global yang cenderung melambat.