Mei 2019, Produksi CPO BWPT Mencapai 115.000 Ton

Wednesday, 12 Jun 2019 04:27

Emiten perkebunan, PT Eagle High Plantations Tbk. (BWPT) memproduksi 115.000 ton crude palm oil (CPO) hingga Mei 2019.

Produksi ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebanyak 93.700 ton. Bila dikalkulasi, total produksi CPO perseroan dari Januari--Mei 2019 mencapai 566.580 ton.

Terjadi penaikan produksi bila dibandingkan dengan periode Januari-Mei 2018. Adapun jumlah penaikan produksi CPO mencapai 12.229 ton, dari posisi 554.351 ton. BWPT optimistis, prospek emiten perkebunan bakal positif pada jangka panjang.

Investor Relations Eagle High Plantations Sebastian memproyeksikan harga minyak sawit mentah berpotensi kembali mendidih seiring dengan penurunan pasokan global. Secara global, kata, jumlah pasokan minyak nabati mengalami penurunan dan kondisi menjadi pengerek harga.

"Minyak sawit dan minyak nabati bakal kekurangan pasokan, sehingga harga akan menjadi tahun yang baik untuk harga CPO," ungkapnya saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (12/6/2019).

Di Bursa Malaysia, harga CPO untuk kontrak Agustus 2019 turun 33 poin menuju level 1.974 ringgit per ton. Hingga 2019, total lahan inti BWPT yang sudah menghasilkan seluas 120.529 ha yang tersebar di Kalimantan, Papua dan Sumatra masing-masing seluas 109.539 ha, 9.039 ha dan 1.951 ha. 

Sementara itu, luas lahan yang belum menghasilkan seluas 6.874 ha. Lahan ini tersebar di Kalimantan, Papua, dan Sumatra masing-masing 6.382 ha, 271 ha dan 221 ha.

Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Eagle High Plantations (BWPT) Satrija Budi Wibawa mengungkapkan, perseroan tengah dalam proses persiapan, tender dan pencariaan lokasi untuk pembangunan dua pabrik baru di Kalimantan.

"Kami lagi persiapan pembukaan pabrik baru di Kalimantan Timur. Ada dua pabrik dari kapasitas 45 ton menjadi 60 ton per jam dan 90 ton per jam," katanya.

Hingga Maret 2019, BWPT membukukan pendapatan usaha senilai Rp637,99 miliar, naik 1,31% dari posisi Rp629,69 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Bila ditelisik dari sisi produk, minyak kelapa sawit berkontribusi hingga 84% terhadap pendapatan usaha atau senilai Rp541,29 miliar, lalu disusul inti kernel dan tandan buah segar (TBS) masing-masing senilai Rp54,3 miliar dan Rp42,4 miliar.

Rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk per Maret 2019 senilai Rp259,09 miliar, semakin banyak dibandingkan dengan kuartal I/2018 senilai Rp76,4 miliar.

 

Sumber : BISNIS INDONESIA.COM