Tambah Modal, FITT Kaji Obligasi dan Rights Issue

Wednesday, 12 Jun 2019 01:08

Resmi mencatatkan saham perdananya di pasar modal pada awal Juni 2019, PT Hotel Fitra International Tbk (FITT) langsung geber ekspansi bisnisnya dengan berencana menjajaki kerjasama operasi manajemen hotel hingga take over beberapa perusahaan hotel melati di Majalengka. Langkah ini untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Direktur Utama PT Hotel Fitra International Tbk Joni Rizal mengatakan, guna mendanai ekspansi bisnisnya perseroan berencana mencari pendanaan di pasar modal baik itu penerbitan obligasi atau rights issue,

”Untuk aksi ko Rp orasi tersebut belum bisa disebutkan nilainya karena masih dikaji,” ujarnya, dikutip dari Harian Neraca, Rabu (12/6/2019).

Disampaikannya, dari sejumlah opsi ekspansi bisnis perseroan adalah skala prioritas mengelola hotel management selain mengambil alih atau akuisisi. Joni Rizal mengatakan, ada lima hotel kelas melati di Majalengka yang memiliki jumlah kamar di bawah 50. Bukan tidak mungkin ke depan, Hotel Fitra menjadi operator hotel-hotel tersebut melalui kerja sama manajemen hotel.

"Kita siapkan administrasi dan pengembangan informasi teknologinya. Mereka yang bangun hotel, kita yang kelola," katanya.

PT Hotel Fitra International yang didirikan pada 2014 mulai mengoperasikan (grand opening) Hotel Fitra International pada 2017 dengan 113 kamar. Pada 2018, perusahaan resmi mengakuisisi PT Bumi Majalengka Permai (BPM) dan PT Fitra Amanah Wisata (FAW) di bisnis tour and travel. Hotel Fitra juga satu-satunya hotel bintang di Majalengka.

Selain kerja sama operasi, kata Joni Rizal, ke depan Hotel Fitra juga berencana membangun hotel sejenis di daerah berkembang di daerah. "Kita membidik kabupaten yang berkembang pariwisatanya, jadi bukan ekspansi ke kota besar," kata Joni Rizal.

Hotel Fitra International kata dia, menargetkan pendapatan hingga akhir tahun ini akan meningkat 112 persen menjadi Rp17 miliar dari tahun 2018 sebesar Rp 8,07 miliar. Adapun pendapatan hingga April 2019 mencapai Rp 2,7 miliar, atau naik 30% dari periode yang sama tahun sebelumnya menyusul sejumlah penerbangan di Bandara International Kertajati. Selain Kertajati, prospek di Majalengka cukup bagus karena adanya Tol Cipali dan akses kereta api dari Jakarta-Cirebon.

Pada debut perdana di pasar modal, saham PT Hotel Fitra International Tbk dibuka langsung menyentuh batas atas (autorejection) atau naik 71 poin (69,6%) ke posisi Rp173 per saham dari harga penawaran Rp102 per saham. Pada saat IPO, pemilik Fitra Hotel Majalengka ini melepas 220 juta lembar atau 36,67% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Sehingga, perusahaan mengantongi dana Rp22,4 miliar dari aksi tersebut. Perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek (lead underwriter) yaitu PT Lotus Andalan Sekuritas.

Bersamaan dengan IPO ini, perusahaan memberikan pemanis (sweetener) dengan menerbitkan sebanyak 132 juta Waran Seri I atau setara 34,73% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor perusahaan. Waran ini diberikan cuma-cuma kepada pemegang saham perusahaan dengan rasio setiap pemegang 5 saham mendapatkan 3 waran, dengan harga pelaksanaan Rp138 per saham.

 

 

Sumber : OKEZONE.COM