Macro Update

BI RATE (CENTRAL BANK BENCHMARK REFERENCE RATE)
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 15-16 Februari 2023 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%. Keputusan tersebut konsisten dengan upaya BI menjaga stabilitas makroekonomi, serta mendukung keberlanjutan pemulihan ekonomi domestik, tertutama menjaga tingkat inflasi. BI tetap mewaspadai sejumlah risiko seperti kenaikan Fed Fund rate, rencana penurunan neraca The Fed, serta potensi menurunnya harga komoditas khususnya minyak dunia.
 
 
CADANGAN DEVISA (FOREIGN EXCHANGE RESERVE)
 
Cadangan Devisa di akhir Januari 2023 senilai US$139,40 miliar. Cadangan devisa tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan posisi 4Q22 yang senilai US$133,99 miliar. Peningkatan posisi cadangan devisa pada Januari 2023 dipengaruhi oleh penerbitan global bond pemerintah, serta penerimaan pajak dan jasa. Cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal, serta menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
 
 
INFLASI (CONSUMER PRICE INDEX)
Tingkat inflasi Indonesia masih relatif stabil dan cenderung rendah dibandingkan negara-negara ASEAN, bahkan negara G20. Inflasi Januari 2023 tercatat sebesar 5,28% YoY, lebih rendah dibanding bulan Desember 2022 yang sebesar 5,51% YoY. Inflasi inti turun ke angka 3,27% YoY dari 3,36% YoY pada Desember 2022. Kinerja inflasi ini di satu sisi berasal dari penurunan inflasi kebutuhan sandang, perumahan, dan jasa layanan perumahan, serta rekreasi. Ke depan, Pemerintah akan terus berupaya menjaga inflasi, mengingat pengendalian inflasi merupakan salah satu isu utama. 
 
 
NERACA PERDAGANGAN (TRADE BALANCE)
 
Neraca perdagangan Indonesia Januari 2023 mencatatkan surplus US$3,87 miliar, terutama berasal dari sektor nonmigas US$5,29 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$1,42 miliar.
 
 
PENANAMAN MODAL ASING (FOREIGN DIRECT INVESTMENT)
 
FDI Indonesia hingga 4Q 2022 turun -9.66% QoQ menjadi Rp 81.69 trilliun. FDI sebagian besar berasal dari sektor pertambangan, logam dasar dan properti dari negara Singapura. Kami memperkirakan realisasi investasi asing ke Indonesia akan melambat pada 2023 di tengah potensi resesi global. Meski demikian, investasi terus tumbuh walaupun kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) semakin turun, terutama sejak Covid-19.
 
 
PERTUMBUHAN EKONOMI (GDP GROWTH)
 
Pada 4Q22, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tercatat tetap tinggi di level 5,01% YoY, di tengah pertumbuhan ekonomi global yang sedang dalam tren melambat. Dengan perkembangan tersebut, Pertumbuhan Indonesia secara keseluruhan pada tahun 2022 tercatat 5,31% YoY, jauh meningkat dari capaian tahun sebelumnya sebesar 3,70% YoY. Ke depan, pertumbuhan ekonomi 2023 diprakirakan tetap kuat pada kisaran 4,5-5,3%, didorong oleh peningkatan permintaan domestik, baik konsumsi rumah tangga maupun investasi.
 
 
NET BUY/NET SELL INVESTOR ASING 
 
Sejak awal Januari 2020 hingga Desember 2022, investor asing mencatatkan akumulasi penjualan bersih (Net Sell) saham Indonesia sebesar Rp 20,9 trilliun. Jumlah ini menyusut sejak pembelian bersih (Net Buy) asing mencapai RP 40 trilliun di April 2022. Hingga ytd Investor asing mencatatkan keseluruhan Net Buy sebesar Rp 3,3 trilliun. fluktuasi ini tak lepas dari masih adanya kekhawatiran mengenai resesi ekonomi dan mulai dibukanya kembali aktivitas ekonomi di Tiongkok.
 
 
Sumber : Bank Indonesia, BPS, Bloomberg, Lotus Sekuritas Research