Hot Topics & Opinion

Sentimen Pasar Pulih, Ini Sebabnya..

Thursday , 30 Mar 2023

Setelah dua pekan sentimen pasar diguncang oleh krisis perbankan global, kini kondisi pasar terus membaik. Apakah krisis bank global telah berakhir? Berikut analisisnya. Krisis bank, seperti yang kita ketahui, ada tiga perkara. Pertama, kolapsnya sejumlah bank Amerika Serikat. The Fed dan FDIC telah bergerak cepat menanganinya dengan memberikan bantuan likuiditas. Kedua, kolapsnya Credit Suisse juga telah tertangani melalui kawin paksa dengan UBS. Ketiga, soal Deustche Bank yang terbukti hanya ulah spekulasi pasar saja.

Jika krisis finansial global 2008 terjadi karena meledaknya instrumen derivatif, krisis perbankan yang terjadi saat ini lebih karena sejumlah bank mengalami kesulitan likuiditas. Silicon Valley Bank misalnya, apakah bisnisnya jorok karena memegang aset busuk? Tidak, mayoritas aset SVB justru berupa US Treasury yang memiliki kasta tertinggi di dunia keuangan. Hanya karena Fed Funds Rate naik, nilai pasar aset mereka pun turun.

Saat nilainya turun, mereka terpaksa menjual rugi aset untuk menutup pencairan dana nasabahnya. Disinilah masalahnya timbul dan beberapa bank Amerika lain yang memiliki risk management buruk pun mengalami hal serupa. Problem ini kemudian diselesaikan oleh The Fed dengan meluncurkan Bank Term Funding Program. Ini adalah bantuan likuiditas The Fed agar bank tidak harus menjual rugi aset treasury mereka di pasar saat membutuhkan dana segar. Masalah pun selesai.

Kebijakan The Fed ini mirip dengan program Bank Indonesia yang menyediakan likuiditas mata uang US dollar langsung kepada pelaku bisnis agar tidak memicu volatilitas nilai tukar rupiah di pasar. Jadi masih terlalu jauh rasanya jika krisis perbankan sekarang dikaitkan dengan krisis finansial global 2008. Namun demikian, sebagai trader dan investor, sudah seharusnya selalu siap dengan kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi, kapan pun itu. Prepare for the worst and always hope for the best.