What's New

Market Outlook 2019: Eskalasi Ketidakpastian Ekonomi Global
08 Sep 2019

Market Outlook 2019: Eskalasi Ketidakpastian Ekonomi Global

Ekonomi global 2019 diproyeksikan tumbuh 3,2% YoY
 
Dalam publikasi World Economic Outlook (WEO) bulan Juli 2019, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global di 2019 sebesar 10 bps menjadi sebesar 3,2% YoY (vs proyeksi sebelumnya sebesar 3,3% YoY) yang dipengaruhi oleh tingginya ketidakpastian global  terkait  dengan eskalasi tensi perang dagang AS-Tiongkok dan kekhawatiran bayang-bayang terjadinya resesi ekonomi global.
 
Ketidak pastian global mendorong terjadinya pelemahan nilai tukar global dan koreksi harga komoditas
 
Dampak dari ketidakpastian global tersebut mendorong terjadinya pelemahan beberapa nilai tukar mata uang asing global dan melemahnya harga komoditas dunia (terutama batubara dan CPO). Hal ini tentunya akan berdampak terhadap outlook ekonomi RI, namun demikian, Pemerintah RI lebih siap menghadapi dinamika ekonomi global yang didukung oleh sistem ketahanan ekonomi dan perbankan RI yang masih terjaga di level yang sehat.
 
Belanja konsumsi rumah tangga penyokong utama PDB RI 2019
 
PDB RI hanya tumbuh 5,05% YoY mencapai senilai Rp 2.735,2 triliun di 2Q19 lebih rendah bila dibandingkan dengan pertumbuhan PDB 2Q18 (+5,27% YoY senilai Rp 2.603,7 triliun) dan PDB 1Q19 (+5,07% YoY senilai Rp 2.625,0 triliun). Pertumbuhan PDB 2Q19 disokong oleh solidnya pertumbuhan belanja konsumsi pemerintah (+8,2% YoY) dan konsumsi rumah tangga (+5,2% YoY) sejalan dengan kuatnya daya beli masyarakat dan momentum Pilpres 2019.
 
Neraca perdagangan RI  2Q19 defisit US$ 1,87 miliar
 
Neraca perdagangan RI masih mengalami defisit di 2Q19 senilai US$ 1,87 miliar melonjak signifikan dibandingkan defisit 1Q19 (vs US$ 62,8 juta) dan defisit 2Q18 (vs US$ 1,37 miliar) dipicu oleh turunnya ekspor migas (-42,3% YoY dan -24,7% QoQ) sejalan dengan tren pelemahan harga komoditas dunia sebagai akibat dari melambatnya outlook ekonomi global tahun ini. Dengan demikian, defisit tersebut memberikan andil melebarnya defisit transaksi berjalan RI di 2Q19 ke level 3,04% (vs 3,01% di 2Q18 dan vs 2,60% di 1Q19).
 
Target IHSG 2019 dipertahankan di level 6.660 eq target PER 2019F-2020F 16,91x – 14.98x
 
Kami mempertahankan proyeksi target IHSG tahun ini di level 6.660 yang merefleksikan target PER 2019F 16,91x dan PER 2020F 14,98x dengan asumsi pertumbuhan EPS 2019F/2020F sebesar 6% YoY/13% YoY. Top Pick kami adalah: BBCA, BBNI, WIKA, PTPP, WTON, SMGR, JSMR, INCO, ANTM, TINS, UNVR, LSIP, AALI, SIMP, ROTI, ICBP, GGRM, ACES, MAPI, RALS dan KLBF.
 
Key Risk: 1) Lonjakan harga minyak dunia; 2) pelemahan harga komoditas batubara dan CPO; dan 3) pelemahan nilai tukar Rupiah.

Baca selengkapnya disini atau download reportnya disini