What's New

Stock Idea: WOOD Rebranding Produk Untuk Raup Pangsa Pasar
22 Nov 2018

Stock Idea: WOOD Rebranding Produk Untuk Raup Pangsa Pasar

Sekilas Profil Perusahaan

PT Integra Indocabinet (WOOD) didirikan pada tahun 1989 berlokasi di Sidoarjo, Jawa TImur yang bergerak dalam bidang konsesi hutan, manufaktur pengolahan
mebel berbahan kayu dan trading. Adapun produk perseroan berupa furniture kayu dan produk kayu lainnya di Indonesia, antara lain indoor furniture, panel
furniture, dan komponen bangunan. Perseroan merupakan satu-satunya perusahaan berbasis kayu yang terintegrasi dari hulu yang menghasilkan bahan
baku yang ramah lingkungan dan berkesinambungan, mengolahnya menjadi berbagai produk turunan yang berkualitas dan mendisitribusikannya ke pasar
ekspor dan domestik. Produk ritel perseroan antara lain Thema Home (produk premium), Vittorio (di rebranding menjadi Festiva pada tahun ini – ditujukan
untuk segmen menengah ke bawah), dan Pike & Main (untuk pasar internasional). Adapun untuk bisnis konsesi hutan, perseroan memiliki luas area yang dikelola sebesar lebih dari 41 ribu ha di Kalimantan Timur. Saat ini WOOD tercatat memiliki kapasitas produksi untuk building component 130.000 m3/tahun, sedangkan untuk furnitur sebanyak 35.000 m3/tahun.

Ringkasan Pertimbangan Investasi

- Pada tahun ini, perseroan melakukan rebranding terhadap karya-karyanya terutama untuk pasar domestic agar dapat meraup pangsa pasar lebih cepat, baik secara online maupun offline melalui themahome.co.id, amazon.com, Tokopedia, Livasa, blibli dan gerai Thema Home. Perseoran juga terus melakukan inovasi pada bidang space saving furniture dan pembukaan pabrik baru untuk wooden flooring di Lamongan, Jawa TImur pada April lalu. Perseroan menganggarkan capex Rp030 miliar pada tahun ini.

- Sepanjang 9M18, WOOD mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebeasr 7,8% YoY menjadi Rp1,37 triliun dengan laba mencapai Rp181 miliar, naik tajam 34% YoY. Kinerja positif ini merupakan dampak dari perang dagang AS-China, dimana pemerintah AS yang menerapkan anti-dumping ke China mengalihkan pembelian ke negara lain salah satunya Indonesia. Pasar AS mempunyai porsi sekitar 49% terhadap total pendapatan perseroan saat ini. Laba kurs perseroan juga meningkat tajam dari Rp574 juta pada 9M17 menjadi Rp6,38 miliar, diuntungkan dari penguatan USD terhadap Rupiah.

- Tahun depan, perseroan membidik pertumbuhan penjualan 20%-30% YoY, dipicu perang dagang AS-China yang mendorong peningkatan harga beberapa produk khususnya kayu, serta menciptakan peluang bagi perseroan untuk meningkatkan pangsa pasar ekspornya di AS dimana sebelumnya China merupakan eksportir furnitur terbesar ke AS. Selain itu, perseroan juga terus menggenjot penjualan produk di pasar domestic dan memperluas negara tujuan ekspor di kawasan Eropa, Timur Tengah dan Asia Tenggara.

- Agenda ekspansi 2019: 1) merampungkan pembangunan parbik furniture baru di Sidoarjo pada akhir 1Q19 (yang telah dikerjakan sejak tahun ini) demi menambah kapasitas produksi furniture kayu yang dikombinasikan dengan rotan, 2) fokus pada optimalisasi tingkat utilitas mesin guna menampung kenaikan permintaan produk dari AS akibat efek perang dagang dengan China, 3) membangun fasilitas pabrik baru untuk menambah fasilitas produksi produk baru, seperti tirai kayu atau wooden window blind hingga furnitur kayu dengan kombinasi metal. Untuk mendanai ekspansi, perseroan akan mengalokasikan capex Rp250-300 miliar yang akan ebrasal dari pemanfaatan laba ditahan dan pinjaman bank, dan 4) membuka 3 gerai baru salah satunya di Galaxy Mall Surabaya dengan luasan area 500 m2.