What's New

Stock Idea: META Agresif Diversifikasi Usaha Infrastruktur dan Energi
05 Oct 2018

Sekilas Profil Perusahaan

PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) memainkan peran aktif dalam mempercepat pembangunan infrastruktur ekonomi di Indonesia untuk mendorong aktifitas transportasi, komunikasi, jaringan distribusi, lembaga keuangan dan pasar, dan sistem pasokan energy. META sendiri merupakan perusahaan yang awalnya bergerak dalam bidang usaha jalan tol, antara lain ruas tol BSD (Pondok Ranji – Pondok Aren), ruas tol Sulawesi (Tallo – Bandara Hasanuddin dan tol pelabuhan Soekarno Hatta – Pettarani). Di dalam perkembangannya, META melakukan diversifikasi usaha dengan berekspansi dalam bisnis pelabuhan laut, pengadaan air bersih, pembangkit listrik energy terbaharukan dan bisnis menara telekomunikasi.

Ringkasan Pertimbangan Investasi

- META membukukan kenaikan pendapatan 1H18 sebesar 3,7% YoY mencapai senilai Rp 367 miliar dibandingkan pendapatan 1H17 senilai Rp 354 miliar didominasi oleh penapatan jalan tol (57%), pendapatan sewa menara telekomunikasi (37% dan penjualan air bersih (7%);
- Laba bersih perseroan di 1H18 melonjak signifikan 85,5% YoY mencapaai Rp 136 miliar (vs Rp 73 miliar di 1H17) berkat adanya one time gain dari penjualan entitas anak senilai total Rp 276 miliar;
- Marjin laba kotor META di 1H18 turun menjadi 55,3% (vs 68,7% di 1H17) dkontribusikan dari adanya kenaikan signifikan beban pemeliharaan jalan tol mencapai hampir 4 kali lipat (Rp 19 miliar di 1H18 vs Rp 5 miliar di 1H17). Sementara itu, marjin laba bersih 1H18 mengalami lonjakan signifikan ke level 30,4% (vs 20,5% di 1H17) berkat one time gain dari penjualan entitas anak senilai total Rp 276 miliar;
- Kedepannya, perseroan perseroan berencana melakukan akuisisi pembangkit listrik berbahan bakar biomasa berkapasitas 15 MW senilai total Rp 155 miliar dan menargetkan portfolio pembangkit listrik berkapasitsa 300 MW hingga 5 tahun kedepan;
- Untuk bidang usaha jalan tol, META saat ini tengah membangun jalan tol layang AP Pettarani (4,4 km) senilai total Rp 2,2 triliun. Jalan tol layang ini ditargetkan dapat mulai beroperasi secara komersil pada tahun 2020 sehingga dapat meningkatkan
kinerja pendapatan tol perseroan.